Rabu, 01 Februari 2012

Pengertian Bimbingan Dan Konseling

Bimbingan Konseling, Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)” Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”. Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling fungsi pemahaman Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik fungsi preventif Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah fungsi pengembangan Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya fungsi kuratif Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir) Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling Bimbingan akademik Bertujuan: Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat Memiliki keterampilan belajar yang efektif. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. Memiliki keterampilan membaca buku. Bimbingan pribadi/social Bertujuan: Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif Memiliki sikap respek thd diri sendiri Dapat mengelola stress Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar Memiliki kemampuan memecahkan masalh Memiliki rasa percaya diri Memiliki mental yang sehat Bimbingan karier Bertujuan: Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan. Bimbingan keluarga Bertujuan: Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga Mampu memberdayakan diri secara produktif Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia. Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

Read more at: http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-bimbingan-konseling.html
Copyright aadesanjaya.blogspot.com

Tugas Guru Mata Pelajaran/Guru Kelas


Jenis tugas guru sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap muka atau bukan tatap muka seperti yang tercantum dalam Tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1. Kategori Jenis Kerja Guru
Nomor
Jenis Kerja Guru
Tatap Muka
Bukan Tatap Muka
1.
Merencanakan Pembelajaran

V
2.
Melaksanakan Pembelajaran
V

3.
Menilai Hasil Pembelajaran
V*
V**
4.
Membimbing & Melatih Peserta Didik
V***
V****
5.
Melaksanakan Tugas Tambahan

V
Keterangan:
*     =   menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan tatap muka seperti ulangan harian
**   =   menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakana dalam waktu tertentu seperti ujian tengah semester dan akhir semester
*** =   membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran/tatap muka
membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan pengembangan diri / ekstrakurikuler
Uraian jenis kerja guru tersebut di atas adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.

b. Melaksanakan Pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Penjelasan kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut :
  1. Kegiatan tatap muka atau pembelajaran terdiri dari kegiatan penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik terkait dengan materi pelajaran, dan menilai hasil belajar yang terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka,
  2. Menilai hasil belajar yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan pembelajaran tatap muka antara lain berupa penilaian akhir pertemuan atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari kegiatan tatap muka,
  3. Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi dengan menggunakan media antara lain video, modul mandiri, kegiatan observasi/eksplorasi,
  4. Kegiatan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas, laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan,
  5. Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum sekolah/madrasah
Sebelum pelaksanaan kegiatan tatap muka, guru diharapkan melakukan persiapan, antara lain pengecekan dan/atau penyiapan fisik kelas/ruangan, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat administrasi.

Pengertian Tanggapan





Tanggapan adalah hasil pengamatan yang merupakan gambaran/lukisan/kesan dari pengamatan yang tersimpan dalam jiwa. Pengertian adalah hasil berpikir, yang merupakan rangkuman sifat-sifat pokok dari suatu barang kenyataan yang dinyatakan dengan suatu perkataan.
Manusia diciptakan Allah SWT dengan dibekali dengan berbagai potensi, baik potensi jasmani maupun potensi rohani. Kedua potensi tersebut dapat dipisahkan dan dibedakan. Potensi rohani dapat terlihat pantulannya pada potensi jasmani yaitu dalam bentuk tingkah laku.Dengan alat indera sebagai potensi jasmani, seseorang dapat menyadari dan mengenal hal-hal atau keadaan yang ada disekitarnya, dalam arti ia dapatmelakukanpengamatan.Gambaran-gambaranyang terjadi waktu pengamatan tidak akan hilang begitu saja, tetapi disimpan di bawah alam sadar kita, sehingga dapat dimunculkan kembali kapan dan di mana saja. Prosesmemunculkandan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan ini dalam istilah psikologi dikenal dengan istilah tanggapan.
8
 
Menurut Agus Sujanto (1993:31) secara tepat dapat diidentifikasi, hanya dapat didefinisikan secara garis besar dan bersifat umum yaitu gambaran pengamatan yang tinggal di dalam kesadaran kita sesudah kita mengamati”. Sedangkan menurut Kartini Kartono (1996:58) mengatakan bahwa “tanggapan bisa diidentifikasi sebagai gambaran ingatan dari pengamatan”. DengandemikianSumadiSuryabrata(1990:36) mengidentifikasi “tanggapan sebagai bayangan yang tinggal setelah kita melakukan pengamatan”. Lebih jelasnya mengenai tanggapan ini Abu Ahmadi (1992: 64) menyatakan : “tanggapan adalah gambaran ingatan dan pengamatan yang mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan”.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa terjadinya tanggapan itu harus melalui pengamatan terlebih dahulu. Berbicara mengenai tanggapan, Muhibbin Syah (1995:118) mengemukakan bahwa pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera, seperti mata dan telinga.
Jadi tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam ingatan kita setelah melalui proses pengamatan terlebih dahulu. Dalam proses pengamatan, tanggapan tidak terikat oleh tempat dan waktu. Selain itu yang menjadi objek dari tanggapan itu masih kabur dan tidak mendetail dan juga tidak memerlukan adanya perangsang dan bersifat imajiner.
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tanggapan itu bermula dari adanya suatu tindakan pengamatan yang menghasilkan suatu kesan sehingga menjadi kesadaran yang dapat dikembangkan pada masa sekarang atau pun menjadi antisipasi pada masa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa pengamatan merupakan modal dasar dari tanggapan, sedangkan modal dari pengamatan adalah alat indera yang meliputi penglihatan dan penginderaan.
Selanjutnya yang dimaksud dengan peserta didik menurut Muhibbin Syah (1995:14) adalah orang-orang yang sedang belajar termasuk pendekatan strategi, faktor yang mempengaruhi dan potensi yang dicapai.
Jadi yang dimaksud dengan tanggapan peserta didik adalah kesan orang-orang sedang belajar dan kesan tersebut dihasilkan dari pengamatan dimana objek yang sedang dan telah diamati sudah tidak lagi berada di dalam ruang dan waktu pengamatan.( FASPADS)